*Kelompok 5*
Kelompok 5 - 8B
Tampilkan postingan dengan label IPA BAB 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IPA BAB 2. Tampilkan semua postingan
*Kelompok 4*
Kelompok 4 - 8B
*Kelompok 3*
Kelompok 3 - 8B
*Kelompok 2*
Kelompok 2 - 8B
*Kelompok 1 *
Kelompok 1 - 8B
Sistem peredaran darah atau kardiovaskular memiliki segenap fungsi penting dalam tubuh manusia. Beberapa di antaranya adalah untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh, menyalurkan hormon, serta mengeluarkan karbon dioksida melalui paru-paru.
Komponen dalam sistem kardiovaskular terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah yang meliputi arteri, kapiler serta vena. Dalam sistem ini terdapat tiga mekanisme sirkulasi, yaitu sistemik, pulmonal dan koroner.
Kinerja dari sistem peredaran darah sangat menentukan keberlangsungan hidup seorang manusia. Jika terjadi gangguan seperti penyumbatan, maka penyakit dengan tingkat fatalitas tinggi siap menghampiri. Penyakit-penyakit itu antara lain serangan jantung, stroke, darah tinggi, aterosklerosis, dan aneurisma aorta abdominal.
Karena alasan itu, menjaga sistem peredaran darah agar tetap lancar menjadi begitu penting. Namun jangan khawatir, langkah-langkah pencegahan tidak selalu rumit. Anda cukup dituntut konisten melakukannya. Berikut adalah cara mudah melancarkan sistem peredaran darah.
1. Konsumsi makanan bernutrisi
Makanan yang masuk ke tubuh sangat mempengaruhi kesehatan sistem peredaran darah. Makanan yang baik untuk sistem ini setidaknya harus mengandung omega-3, zat besi, vitamin B3, dan Vitamin E. Selain itu, makanan kaya antioksidan juga baik melindungi pembuluh darah.
Kandungan omega-3 di antaranya bisa Anda dapatkan dari daging, ikan salmon dan alpokat. Asam lemak ini akan sangat membantu mencegah penyumbatan di pembuluh darah. Sementara zat besi bisa didapat dari sayuran hijau seperti bayam. Sayuran hijau diperlukan untuk membentuk hemoglobin sebagai pengantar oksigen.
2. Rutin berolahraga
Untuk mengoptimalkan kineja jantung dan pembuluh darah, Anda harus rutin menggerakkan tubuh. Salah satu caranya adalah dengan berolahraga. Contoh olahraga yang cocok untuk sistem peredaran darah adalah jogging, renang, senam aerobik, dan bersepeda.
Saat menjalani olahraga seperti itu, darah akan memompa jantung lebih cepat. Dampak baik yang dihasilkan adalah menurunnya tekanan darah. Olahraga juga akan membuat Anda lebih banyak memasok oksigen ke dalam tubuh.
Sebaliknya, kebiasaan buruk berupa kurang gerak akan otomatis menurunkan kemampuan arteri. Contohnya seperti duduk selama berjam-jam. Kebiasaan ini membuat aliran darah, khususnya ke bagian kaki menjadi terhambat. Risiko lain, terjadi kerusakan fungsi pembuluh darah kecil.
3. Mencegah stres berlebihan
Reaksi terketan baik secara fisik maupun emosional dapat mempengaruhi kinerja sistem peredaran darah. Reaksi yang dikenal sebagai stres ini memicu kenaikan tekanan darah. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya aktivitas pelepasan hormon adrenalin ketika seseorang stres.
Naiknya tekanan darah sacara tiba-tiba saat orang stres berpotensi mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah serta memaksa jantung memompa jantung jauh lebih keras. Jika kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama, gejala-gejala hipertensi bisa muncul.
Saat mengalami stres, usahakan tidak berlangsung secara berlarut-larut demi kesehatan sistem kardiovaskukar. Cobalah menenangkan diri seperti mengatur pernapasan atau melakukan kegiatan-kegiatan yang sangat disukai.
4. Mengurangi rokok dan alkohol
Selain terhadap paru-paru, dampak terburuk rokok dirasakan oleh komponen-komponen dalam sistem kardiovaskular, seperti jantung dan pembuluh darah. Kandungan nikotin di dalamnya bisa merusak dinding arteri. Nikotin itu juga bakal menghalangi suplai oksigen yang biasa dilarikan darah ke seluruh bagian tubuh.
Zat lain yang berpengaruh buruk terhadap jantung adalah alkohol. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa menyebabkan lemah jantung. Terhadap orang yang memiliki riwayat hipertensi, konsumsi alkohol secara berlebihan akan semakin meningkatkan risiko komplikasi mengalami gagal jantung.
5. Cukupi kebutuhan air dalam tubuh
Cara paling mudah menjaga kelancaran peredaran darah adalah dengan mencukupi kebutuhan air dalam tubuh. Kebutuhan air mineral yang umum yaitu sebanyak 2 liter atau sekitar 8 gelas setiap hari. Air berfungsi mencegah darah mengental dan terkonsentrasi. Kekurangan air akan mengakibatkan naiknya tekanan darah.
Penyakit yang berkaitan dengan kardiovaskular memang bisa menyerang siapa saja. Penyebabnya bisa karena keturunan atau pola hidup yang buruk. Langkah-langkah di atas bisa membantu Anda mencegah risiko terjangkit.
Namun ada baiknya, Anda juga mempersiapkan langkah pencegahan terhadap risiko terbebani biaya perawatan jika menderita penyakit-penyakit terkait sistem peredaran darah. Caranya dengan membeli asuransi kesehatan!
SUMBER :
https://www.chubb.com/id-id/articles/personal/tips-menjaga-sistem-peredaran-darah-untuk-menghindari-penyakit.html
Pengertian Darah
Darah adalah jaringan yang mencakup plasma darah yang di dalam nya terkandung sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).Dalam Modul Biologi Kelas XI KD 3.7 oleh Kemdikbud, darah merupakan cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Adapun darah dan alat peredaran darah di seluruh tubuh membentuk sistem peredaran darah. Fungsi peredaran darah antara lain:
a. Mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan mengangkut karbondioksida sisa aktivitas sel dari tubuh ke paru-paru untuk dibuang
b. Mengangkut nutrisi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh dari sistem pencernaan dan membawa sisa metabolisme ke ginjal untuk dibuang
c. Mengangkut hormon
d. Mengangkut sistem kekebalan tubuh
e. Mengatur suhu tubuh
10 Jenis Penyakit pada Sistem Peredaran Darah
Apabila sistem peredaran darah mengalami gangguan, maka akan berdampak pada fungsi tubuh secara menyeluruh.
Siswa pasti tahu penyakit anemia. Anemia adalah salah satu penyakit akibat kurangnya eritrosit atau sel darah merah. Selain anemia, berikut penyakit-penyakit pada sistem peredaran darah.
Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan kekurangan eritrosit (hemoglobin). Kekurangan hemoglobin menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun sehingga dapat mengganggu fungsi kerja sel.
Talasemia
Talasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit yang berakibat sel tersebut mudah rapuh dan cepat rusak. Talasemia termasuk penyakit keturunan yang dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki.
Leukemia
Leukemia atau kanker darah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi leukosit. Leukemia terjadi akibat sumsum tulang atau jaringan limpa bekerja secara tidak normal. Sehingga produksi leukosit menjadi berlipat ganda, sedangkan produksi eritrosit dan trombosit menurun.
Agranulositosis
Agranulositosis merupakan kebalikan dari leukemia yang berakibat pada menurunnya daya tahan terhadap penyakit. Penyakit ini dapat menyebabkan seorang pasien meninggal karena infeksi yang tidak dapat ia lawan.
Hemofilia
Hemofilia merupakan suatu penyakit yang berakibat sukarnya darah membeku ketika terjadi pendarahan. Hemofilia termasuk penyakit keturunan yang terjadi hampir pada semua keturunan berjenis kelamin laki-laki.
Hipertrofi
Hipertrofi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan menebalnya otot-otot jantung. Kelainan ini terjadi akibat katup-katup jantung tidak berfungsi secara wajar sehingga jantung tidak bekerja secara esktra agar darah terus mengalir.
Varises
Varises adalah suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena). Varises sering terjadi pada bagian bawah tubuh. Hemaroid atau wasir merupakan varises yang terjadi pada daerah dubur.
Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyakit sistem peredaran darah. Hal ini akibat akumulasi deposit lemak dalam dinding pembuluh darah, terutama arteri. Selama periode waktu, arteri mengeras dandindingkehilanganelastisitasnya.Komplikasiaterosklerosis termasuk penyakit jantung dan serangan jantung.
Baca juga:
7 Fungsi Darah bagi Tubuh serta Karakteristik yang Harus Siswa Tahu
Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan sistolid atas 150 mmHg atau tekanan diastol di atas 100 mmHg. Penyakit yang dikenal dengan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh arteri dan kapiler. Jika terjadi pada otak, maka disebut pendarahan otak.
Hipotensi
Berkebalikan dengan hipertensi, hipotensi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan sistol dan diastol di bawah ukuran normal. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistol dan 70 atau 80 mmHg untuk diastol. Hipotensi juga disebut dengan tekanan darah rendah.
SUMBER :
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6427432/10-jenis-penyakit-pada-sistem-peredaran-darah-siswa-catat-nih
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular atau yang biasa disebut sistem sirkulasi adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat dan nutrisi ke dan dari sel. Sistem ini juga membantu stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
- Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi).
- Kedua, yang diangkut adalah nutrisi yang berasal dari pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Organ yang berperan dalam sistem peredaran darah[sunting | sunting sumber]
Jantung merupakan organ vital sistem peredaran darah. Fungsi jantung dalam proses sirkulasi adalah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung bekerja sama dengan pembuluh darah dalam proses sirkulasi. Pembuluh darah memiliki peran mengedarkan darah dari dan ke jantung. Darah juga merupakan komponen inti dalam proses ini, darah mengandung oksigen dan nutrisi yang akan disalurkan pada setiap sel-sel tubuh. Selain organ-organ tersebut, ada organ tambahan lainnya yakni paru-paru. Paru-paru tak hanya berperan dalam proses respirasi. Pada sistem sirkulasi, paru-paru bertugas menukar karbondioksida dalam darah dengan oksigen yang dihirup saat proses pernapasan berlangsung.[1]
Proses peredaran darah[sunting | sunting sumber]
Proses peredaran darah bertujuan untuk mengedarkan darah yang mengandung nutrisi untuk setiap sel-sel tubuh. Proses peredaran darah memiliki jalur tersendiri. Berdasarkan jalur dan zat yang dibawanya, sistem peredaran darah dibagi menjadi dua jenis yaitu sistem peredaran darah besar dan sistem peredaran darah kecil.

Sistem peredaran darah besar[sunting | sunting sumber]
Sistem peredaran darah besar adalah sistem peredaran darah yang mengangkut darah yang kaya akan oksigen dari jantung menuju ke seluruh tubuh kemudian kembali lagi ke jantung. Tahapan pada proses ini dimulai saat darah dipompa oleh jantung bagian bilik kiri (ventrikel kiri) akan masuk ke aorta dan arteri selanjutnya ke kapiler di seluruh tubuh. Dari kapiler seluruh tubuh ke venula dilanjutkan ke vena dan vena cava dan akhirnya masuk ke jantung lagi pada bagian jantung serambi kanan (atrium dekster).[2] Sirkulasinya adalah Jantung (bilik kiri) - Aorta - Arteri - Kapiler (seluruh tubuh) - Vena - Jantung (serambi kanan).
Sistem peredaran darah kecil[sunting | sunting sumber]
Sistem peredaran darah kecil adalah sistem peredaran darah dari jantung ke paru-paru kembali lagi ke jantung dengan membawa darah yang mengandung karbondioksida. Proses peredarannya dimulai saat darah di pompa pada bagian jantung bilik kanan (ventrikel dekster) keluar melalui arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Pada paru-paru bagian alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Dari paru-paru darah kembali menuju ke vena pulmonalis dan menuju ke jantung bagian serambi kiri.[2] Sirkulasinya adalah Jantung (bilik kanan) - Arteri Pulmonalis - Paru-paru - Vena Pulmonalis - Jantung (serambi kiri)
Sirkulasi darah paru[sunting | sunting sumber]
Jantung adalah organ yang memiliki empat ruangan, atrium kiri dan kanan serta ventrikel kiri dan kanan. Darah yang ada di ventrikel kiri (yang mengandung oksigen dari paru-paru), akan dipompa ke seluruh tubuh dan kembali ke atrium kanan lalu ke ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan (yang mengandung karbon dioksida hasil metabolisme) akan dibawa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis agar bisa terjadi pertukaran karbon dioksida dengan oksigen. Dari paru-paru, darah yang sudah mengandung oksigen akan dibawa ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Sirkulasi yang melibatkan ventrikel kanan - arteri pulmonalis - paru-paru - atrium kiri disebut sirkulasi paru.
SUMBER : https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darah
Hampir semua orang pernah mengalami diare, apakah Anda salah satunya? Tak hanya diare, terdapat macam-macam gangguan pencernaan lainnya yang juga sering dijumpai. Masing-masing gangguan tersebut disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Kali ini, Siloam Hospitals akan membahasnya satu per satu.
Sistem pencernaan adalah salah satu bagian tubuh yang memiliki peran sangat penting. Apabila organ pencernaan mengalami masalah, tentu saja hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Maka dari itu, penting bagi Anda mewaspadai macam-macam gangguan pencernaan yang bisa menyerang. Apa saja itu? Simak ulasannya berikut ini.
Macam-macam Gangguan Pencernaan
Sistem pencernaan manusia berperan penting dalam memecah makanan menjadi nutrisi yang diserap tubuh untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan perbaikan sel. Selain itu, sistem pencernaan juga berfungsi memilah dan membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Gangguan pencernaan adalah gangguan pada saluran pencernaan atau disebut juga saluran gastrointestinal. Saluran tersebut termasuk kerongkongan, hati, lambung, usus halus, usus besar, kantong empedu, dan pankreas. Beberapa jenis gangguan pencernaan dapat berlangsung singkat dan sembuh dengan perawatan rumahan, sementara kondisi lainnya dapat berlangsung lama dan mungkin membutuhkan bantuan dokter untuk mengatasinya. Adapun macam-macam gangguan pencernaan yang umum terjadi adalah sebagai berikut:
1. GERD
GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah jenis gangguan pencernaan yang terjadi saat asam lambung naik menuju kerongkongan. Hal tersebut disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter bagian bawah kerongkongan. Normalnya, katup ini akan menutup setelah makanan masuk ke lambung. Namun, pada penderita GERD katup tersebut tidak bisa menutup dengan sempurna sehingga membuat asam lambung naik ke kerongkongan.
GERD dapat menyebabkan penderitanya mengalami sensasi terbakar di dada, nyeri dada, kesulitan menelan, mual, muntah, dan batuk. Diagnosis penyakit GERD dapat dilakukan melalui pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi. Kemudian, untuk mengatasinya Anda pun perlu mengubah gaya hidup dan pola makan, termasuk:
- Makan makanan dengan porsi yang lebih kecil
- Tidak langsung berbaring setelah makan
- Menghindari makanan pedas, berlemak, asam, dan kafein
- Meninggikan kepala saat tidur
- Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan antasida atau obat penghambat asam
2. Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan luka yang terjadi pada dinding lambung. Jenis gangguan pencernaan ini disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau efek samping penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.
Ciri umum tukak lambung meliputi kembung, mual dan muntah, feses berwarna gelap, penurunan berat badan yang tak diketahui penyebabnya, serta hilangnya nafsu makan. Untuk melakukan diagnosis tukak lambung lebih lanjut dapat dilakukan pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi.
3. Batu Empedu
Batu empedu merupakan contoh gangguan pencernaan yang terjadi akibat cairan empedu mengandung terlalu banyak kolesterol dan limbah sisa metabolisme. Gangguan ini juga dapat terjadi jika pelepasan empedu mengalami hambatan. Gejala pada batu empedu meliputi:
- Nyeri kolik
- Radang kantung dan saluran empedu
- Ikterus atau jaundice (penyakit kuning)
Adapun faktor risiko terjadinya batu empedu bisa terjadi pada seseorang dengan kondisi:
- Gemuk
- Berusia lebih dari 40 tahun
- Perempuan
- Usia subur
- Tidak mampu memecah dan menyerap makanan berlemak
- Sering buang angin
Batu yang terdapat di dalam kantung empedu bisa menyebabkan nyeri hebat di bagian perut kanan atas. Kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan hingga operasi.
4. IBS
IBS atau Irritable Bowel Syndrome adalah sekumpulan ciri-ciri gangguan pencernaan, termasuk sakit perut dan perubahan buang air besar yang setidaknya terjadi tiga kali per bulan selama tiga bulan berturut-turut. Gejala lainnya ialah kembung, diare, sembelit, dan munculnya lendir pada feses.
Gejala tersebut belum diketahui pasti apa penyebabnya. Namun, faktor-faktor tertentu seperti infeksi bakteri pada saluran cerna, kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, stres, serta konsumsi makanan tertentu diduga berkaitan dengan terjadinya IBS. Penanganan IBS dapat dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini:
- Menghindari makanan yang memicu gejala
- Mengurangi stres
- Makan dalam porsi kecil, mengonsumsi lebih banyak serat
- Olahraga secara teratur dan istirahat cukup
5. IBD
Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah kondisi peradangan yang berlangsung lama di saluran pencernaan. Dua jenis paling umum dari IBD yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Jenis gangguan pencernaan berikut dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan, demam, serta penurunan berat badan.
Adapun penyebab IBD sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, respons sistem kekebalan yang tidak biasa diduga menjadi pemicunya. Selain itu, respons virus, bakteri, dan alergi kemungkinan juga memicu terjadinya peradangan. IBD dapat didiagnosis melalui pemeriksaan kolonoskopi & pemeriksaan laboratorium fecal calprotectin dan dapat diatasi tergantung pada penyebabnya. Perawatan khusus seperti obat-obatan diperlukan untuk:
- Mengurangi peradangan
- Memblokir respons kekebalan
- Mengobati atau mencegah infeksi
- Mengobati diare parah
- Mengelola nyeri ringan tanpa obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)
Dokter mungkin akan menyarankan Anda mengikuti diet rendah serat bila Anda rentan terhadap diare, atau menghindari produk susu jika Anda memiliki intoleran terhadap laktosa. Namun, adakalanya pembedahan juga diperlukan untuk mengobati komplikasi seperti obstruksi usus atau abses.
6. Diare
Jenis gangguan pencernaan berikutnya adalah diare. Seseorang dikatakan menderita diare apabila mengalami peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari disertai tekstur feses yang lebih cair. Adapun penyebab gangguan pencernaan ini bermacam-macam, seperti infeksi rotavirus atau bakteri, efek samping obat, serta perubahan pola makan. Selain peningkatan frekuensi BAB, beberapa gejala diare lainnya termasuk kram perut, demam, mual, kembung, hingga adanya darah pada tinja.
Diare dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Sebenarnya jenis gangguan pencernaan ini sangat mudah diobati, namun pada kasus diare parah yang tidak segera ditangani bisa berakibat fatal, khususnya pada anak-anak. Penderita diare membutuhkan obat yang bermanfaat untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.
7. Konstipasi atau Sembelit
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi saat seseorang sulit atau jarang buang air besar. Apabila Anda buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, maka kemungkinan Anda mengalami sembelit. Adapun gejala utamanya adalah tekstur feses keras. Di samping itu, ciri-ciri gangguan pencernaan ini antara lain:
- Mengejan saat buang air besar
- Merasa seperti ada penyumbatan di rektum sehingga feses sulit dikeluarkan
- Merasa tidak tuntas setelah buang air besar
- Memerlukan bantuan untuk mengeluarkan feses, misalnya menggunakan jari tangan atau menekan perut
Sembelit bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kurangnya konsumsi makanan berserat, kurang minum air, hingga pengaruh obat-obatan seperti antasida atau obat antiinflamasi non-steroid. Selain itu, penyebabnya juga bisa dari intralumen seperti feses yang keras ataupun tumor. Sedangkan penyebab dari ekstralumen bisa karena pendesakan lumen usus oleh massa organ lain. Memperbanyak asupan serat, cairan, dan olahraga akan membantu mengatasi kondisi ini. Anda juga dapat mengonsumsi obat pencahar atau pelunak feses sebagai solusi sementara.
8. Wasir atau Hemoroid
Wasir atau hemoroid merupakan salah satu dari macam-macam gangguan pencernaan yang lebih sering dialami oleh orang di atas usia 50 tahun. Ini merupakan contoh gangguan pencernaan yang terasa menyakitkan dikarenakan pembuluh darah di saluran anus mengalami pembengkakan.
Wasir dapat menimbulkan gejala seperti nyeri dan gatal pada anus serta keluarnya darah saat BAB, bahkan kadang juga bisa membuat penderitanya sulit duduk. Penyebab utama wasir yaitu sembelit kronis dan kehamilan. Sementara mengejan saat BAB, duduk di toilet dalam waktu lama, dan diare kronis merupakan kemungkinan penyebab lainnya.
Cara mengatasi wasir untuk derajat awal bisa dengan perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi banyak cairan dan makanan berserat serta obat-obatan. Namun, jika sudah memasuki stadium lanjut, maka dibutuhkan tindakan operasi.
9. Penyakit Divertikular
Penyakit ini termasuk divertikulosis atau terbentuknya kantong kecil di dinding usus besar dan divertikulitis atau ketika kantong tersebut mengalami peradangan. Anda mungkin akan merasakan kembung, mencret, atau nyeri di perut bagian bawah.
Penyebab gangguan pencernaan ini masih belum diketahui secara pasti, namun diduga hal itu berkaitan dengan gen. Faktor lainnya meliputi kurangnya aktivitas fisik, penggunaan NSAID dan steroid, serta memiliki kondisi yang melibatkan dengan sistem imun.
SUMBER :
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/9-macam-gangguan-pencernaan-penyebab-dan-cara-mengobatinya
Sistem pencernaan manusia terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Selain itu, organ pankreas, hati, dan kantung empedu juga termasuk dalam sistem pencernaan.
Fungsi sistem pencernaan adalah menerima dan mencerna makanan. Setelah dicerna, nutrisi tersebut diserap dan disalurkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sistem pencernaan juga berfungsi untuk memisahkan dan membuang sisa makanan yang tidak bisa dicerna oleh tubuh.
Macam-Macam Gangguan Sistem Pencernaan
Gangguan sistem pencernaan adalah masalah yang terjadi pada saluran atau organ yang terlibat dalam pencernaan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga naiknya asam lambung. Gejala gangguan sistem pencernaan pun bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat.
Berikut ini adalah macam-macam gangguan sistem pencernaan yang umum ditemui:
1. Diare
Diare adalah peningkatan frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam sehari disertai perubahan konsistensi menjadi lebih cair. Kondisi ini bisa disebabkan oleh perubahan pola makan, infeksi rotavirus, atau bakteri. Diare bisa berlangsung selama beberapa hari hingga berminggu-minggu.
Selain menyebabkan perubahan frekuensi dan konsistensi BAB, diare juga bisa mengakibatkan penderitanya mengalami kram perut, demam, kembung, dan mual.
2. Sembelit
Konstipasi atau sembelit adalah perubahan frekuensi BAB menjadi lebih jarang dan disertai dengan kesulitan BAB. Hal ini bisa disebabkan oleh menurunnya pergerakan usus. Umumnya seseorang dianggap mengalami sembelit ketika frekuensi buang air besarnya kurang dari 3 kali dalam seminggu.
Di samping frekuensi buang air besar yang menurun, gejala sembelit lainnya meliputi:
- Feses keras.
- Harus mengejan saat buang air besar.
- Merasa ada penyumbatan di rektum, sehingga tinja sulit dikeluarkan.
- Merasa tidak tuntas setelah buang air besar.
- Perlu bantuan untuk mengeluarkan feses, misalnya menekan perut atau menggunakan jari tangan untuk mengeluarkan feses dari anus.
3. Wasir (hemoroid)
Wasir terjadi ketika pembuluh darah vena yang terletak di luar atau di dalam saluran anus (rektum) mengalami pembengkakan. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, namun sekitar 50% penderitanya berusia di atas 50 tahun. Wasir dapat menimbulkan nyeri dan gatal pada anus, benjolan di anus, serta keluarnya darah ketika BAB. Kadang wasir juga bisa membuat penderitanya sulit untuk duduk.
4. GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung terjadi ketika asam lambung naik menuju kerongkongan. Kondisi ini disebabkan oleh melemahnya katup (sfingter) yang terletak di dalam saluran kerongkongan bagian bawah.
Pada orang sehat, katup tersebut akan berkontraksi dan menutup saluran kerongkongan setelah makanan turun ke lambung. Namun pada penderita GERD, katup yang lemah menyebabkan kerongkongan tetap terbuka, sehingga asam lambung naik ke kerongkongan.
Beberapa gejala penyakit asam lambung adalah:
- Rasa perih dan sensasi seperti terbakar di dada, yang bertambah parah setelah makan atau saat berbaring.
- Rasa asam di belakang mulut.
- Sakit saat menelan.
- Adanya rasa mengganjal di kerongkongan.
- Batuk tanpa dahak.
- Radang tenggorok, jika asam lambung mengiritasi tenggorokan.
5. Tukak lambung
Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung dan usus halus bagian atas. Pengikisan dan luka tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.
Umumnya tukak lambung menimbulkan nyeri ulu hati. Gejala lain yang bisa muncul pada tukak lambung adalah:
- Rasa begah dan kembung
- Mual dan muntah
- Feses berwarna gelap
- Perubahan nafsu makan
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya
SUMBER :
https://www.alodokter.com/macam-macam-gangguan-sistem-pencernaan-yang-umum-terjadi
Sistem pencernaan adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi untuk mencerna serta mengolah makanan. Anatomi sistem pencernaan ini terdiri dari beberapa organ tubuh, di antaranya mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hingga rektum dan anus. Setiap organ pencernaan tersebut akan bekerja dengan menghaluskan, menyerap nutrisi, serta membuang limbah dari sisa proses pengolahan makanan.
Mari simak ulasan lengkap mengenai anatomi sistem pencernaan manusia dan fungsinya melalui artikel di bawah ini.
Apa itu Sistem Pencernaan?
Sistem pencernaan merupakan sekumpulan jaringan organ yang berfungsi mencerna dan mengolah makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Sistem pencernaan ini berupa saluran yang memanjang mulai dari mulut hingga anus.
Dalam menjalankan fungsinya, sistem pencernaan akan dikendalikan oleh sistem saraf, aliran darah, serta berbagai macam hormon di dalam tubuh. Bagian tubuh ini juga dibantu oleh enzim untuk mengoptimalkan proses penguraian makanan menjadi molekul yang lebih kecil.
Mengenal Anatomi Sistem Pencernaan Manusia dan Fungsinya
Urutan sistem pencernaan manusia terdiri dari mulut, kerongkongan, esofagus, lambung, usus halus beserta pankreas dan hati, usus besar, rektum, serta anus. Setiap bagian tersebut memiliki fungsinya masing-masing dalam mengolah dan mencerna makanan. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Mulut
Mulut adalah bagian awal dari anatomi sistem pencernaan manusia yang berfungsi untuk menghaluskan makanan agar lebih mudah dicerna oleh organ pencernaan lainnya. Di dalam mulut, proses pengolahan makanan juga dibantu oleh air liur yang mengandung enzim amilase untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa.
2. Kerongkongan dan Esofagus
Kerongkongan dan esofagus merupakan saluran yang terdiri dari otot untuk menciptakan gerakan peristaltik agar mampu membawa makanan yang telah dihaluskan dari mulut menuju lambung. Saluran ini memiliki panjang 20 sentimeter dan dilapisi oleh mukosa.
3. Lambung
Lambung merupakan anatomi sistem pencernaan manusia yang berbentuk menyerupai huruf “J” dan terletak di perut bagian kiri atas. Fungsi lambung dalam sistem pencernaan adalah untuk mengolah makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan berbentuk setengah padat (kimus).
4. Usus Halus
Usus halus adalah saluran pencernaan yang bertugas menyerap berbagai macam nutrisi dari makanan, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, serta mineral. Saluran ini memiliki panjang hingga 7 meter dan terdiri dari tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), serta usus penyerapan (ileum).
5. Pankreas
Meski tidak dilewati oleh makanan, pankreas memiliki peran yang penting dalam sistem pencernaan, yaitu untuk menghasilkan enzim pencernaan guna memecah berbagai macam nutrisi dalam makanan. Pankreas juga bertanggung jawab untuk memproduksi hormon insulin yang berfungsi menjaga kadar gula darah normal dalam tubuh.
6. Hati
Serupa dengan pankreas, hati juga menjadi salah satu anatomi sistem pencernaan yang tidak dilewati oleh makanan. Organ ini berfungsi memproduksi cairan empedu untuk melarutkan lemak di dalam usus halus agar lebih mudah diserap oleh tubuh. Selain itu, hati juga bertugas menyimpan glikogen yang digunakan sebagai energi cadangan di dalam tubuh.
7. Kantong Empedu
Kantong empedu adalah anatomi sistem pencernaan yang bertanggung jawab untuk menyimpan serta mengentalkan cairan empedu yang telah disekresikan oleh hati.
8. Usus Besar
Usus besar adalah saluran yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan terdiri dari tiga bagian, yaitu sekum, kolon, dan rektum. Saluran ini bekerja dengan menyerap vitamin, air, serta elektrolit dari sisa makanan sebelum membentuk feses.
9. Rektum dan Anus
Anatomi sistem pencernaan manusia yang terakhir adalah rektum dan anus. Rektum merupakan bagian terakhir dari usus besar yang berfungsi menyimpan feses sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh. Jika sudah penuh, otot-otot di sekitar rektum akan berkontraksi untuk mengeluarkan feses melalui anus.
Macam-Macam Gangguan Pencernaan
Sejumlah kondisi medis yang kerap mengganggu fungsi sistem pencernaan adalah sebagai berikut:
- Diare, yaitu gangguan pencernaan berupa meningkatnya frekuensi buang air besar yang disertai dengan feses bertekstur cair.
- Sembelit, yaitu kondisi yang ditandai dengan susah atau jarang buang air besar.
- Esofagitis, yaitu peradangan pada lapisan kerongkongan.
- GERD, yaitu kondisi ketika asam lambung naik menuju kerongkongan.
- Tukak lambung, yaitu luka pada lapisan dinding lambung. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan atau infeksi bakteri Helicobacter pylori.
- Inflammatory bowel disease (IBD), yaitu peradangan kronis yang terjadi pada saluran pencernaan usus besar.
- Wasir, yaitu pembengkakan pembuluh darah yang berada di rektum dan anus.
Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan
Agar sistem pencernaan dapat bekerja dengan optimal, Anda dianjurkan untuk memperhatikan asupan makanan serta menjalani pola hidup sehat sebaik mungkin. Adapun sejumlah tips yang penting dilakukan untuk menjaga kesehatan dari setiap anatomi sistem pencernaan adalah sebagai berikut:
- Mengonsumsi makanan tinggi serat dan probiotik secara rutin.
- Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak sehat, seperti buah alpukat, ikan laut, yogurt, dan minyak zaitun.
- Minum air putih yang cukup.
- Rutin berolahraga.
- Mengelola stres dengan baik.
- Istirahat yang cukup.
SUMBER :
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/anatomi-sistem-pencernaan
kelas 8b
ABOUT ME


I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.
POPULAR POSTS
Formulir Kontak
Cari Blog Ini
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip Blog
- April 2024 (1)
- Januari 2024 (14)
- September 2023 (5)
- Agustus 2023 (7)
- Juli 2023 (3)